Untuk menciptakan masa depan, gunakan intuisi anda.
Intusi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Dalam bahasa umum, intuisi adalah “kata hati” atau naluri/feeling, dan sering sekali “kata hati” ini muncul, berbicara, namun tidak terdengar dan bahkan diabaikan.
Secara pribadi, intuisi sering menjadi kemampuan yang menolong bisnis saya. Contoh saja, ketika pandemi datang di awal tahun lalu. Dimana masih banyak orang yang lebih memilih menunggu dan merasa bahwa pandemi ini hanya sesaat.
Saat itu saya mengamati bahwa pandemi menjadi moment untuk saya dan tim memulai journey baru, yaitu Digital Learning. Maka di awal April 2020, saya memberanikan diri untuk mulai menawarkan konsep pelatihan virtual, tim pun saya tuntut belajar Platform Digital dan harus mulai membiasakan diri.
Saya menyakinkan tim bahwa saat itu adalah momentum untuk memulai, meskipun mereka merasa terlalu terburu-buru. Tapi intuisi saya mengatakan “This is the perfect time!”. Dan puji tuhan, masa pandemi justru membuat kelas kami bertumbuh secara eksponensial. Bahkan dalam satu hari saya dan tim bisa melakukan 4 kali kelas training, dengan jeda masing-masing pelatihan hanya 30 menit!. Wooww…!!
Jika saat itu saya mengabaikan intuisi saya, bisa jadi sampai dengan hari ini kami masih meraba-raba, baru belajar merangkak, alhasil kami tidak bisa dipercaya oleh klien-klien raksasa kami seperti BUMN dan Lembaga Negara.
Darimana datangnya Intuisi?
Intuisi diatur oleh sistem bawah sadar Anda.
Intuisi sebenarnya juga berasal dari informasi atau pengalaman yang pernah Anda alami sebelumnya, namun informasi tersebut berada di alam bawah sadar Anda.
Ketika intuisi muncul maka keputusan itu adalah keputusan yang muncul dari alam bawah sadar Anda.
Kejadian pandemi memang baru bagi saya dan tim, tetapi tanda-tanda ledakan digital sudah saya rasakan beberapa tahun terakhir. Dan saya percaya, 2020 menjadi tahun yang tepat memulai bisnis pelatihan virtual.
Intuisi juga menjadi sebab "perceraian" kisah cinta antar bisnis raksasa Apple dan Intel. Rumor yang bergulir 2 tahun belakang terbukti, pertengahan tahun 2020 Apple meninggalkan Intel, dimana selama lebih dari satu dekade, Apple sangat tergantung pada Intel sebagai processor komputasi produk-produk Apple.
Kisah harmonis ini mulai retak, dimana Apple mulai kecewa dengan kinerja processor Intel yang dinilai tidak memenuhi ekspektasi. Apple pun meminta Intel membuat processor yang sesuai dengan demand Apple. Namun tawaran itu ditolak Intel, Intel merasa produk yang mereka berikan adalah produk terbaik.
Beberapa sumber mengatakan kepongahan Intel membuat Apple seolah tidak memiliki pilihan lain. Apple pun mulai melakukan riset dan pengembangan pada processor buatan mereka. Meskipun Intel mengetahui hal ini, tapi Intel merasa itu bukan ancaman. Alhasil, di tahun 2020 dampak dari jaminan kualitas yang buruk membuat Apple meninggalkan Intel, dan Apple mulai memproduksi microprocessor mereka sendiri yang diberi nama Apple Silicon. Dan respon pasar akan produk ini sangat baik, pengamat dan praktisi melihat Apple telah melampaui Intel.
Yang menarik adalah komentar CEO Intel saat itu Paul Otellini berkata “Intusi saya mengatakan saya harus menerima tawaran Apple.. Saya seharusnya mengikuti intuisi saya”. Paul terkesan menyesal tidak mengikuti kata hatinya.
Bagaimana mempertajam intuisi?
Kita semua memiliki intuisi, hanya saja sering sekali kalah oleh suara-suara rasional yang dominan, yang mengakibatkan alam bawah sadar kita tidak terasah dengan baik dan bahkan cenderung lemah dan negatif. Misal ketika anda memulai sebuah usaha, dan anda berdialog dengan diri anda, apa kata yang paling banyak keluar? Apakah kata-kata positif dan mendorong, atau negatif dan melemahkan? Alam bawah sadar inilah yang melatih intuisi, apa yang anda lihat, baca, tonton, dengar dan ucapkan akan mempengaruhi alam bawah sadar anda dan berdampak pada ketajaman intuisi anda.
Yang saya yakini untuk terus mengasah intuisi saya adalah, yang Pertama berusaha untuk selalu peka dengan lingkungan dan perubahan zaman, tidak buru-buru menolak atau menghidari perubahan. Meskipun kenyataan perubahan sering menyakitkan, tetapi amati sisi baik dari perubahan ini yang bisa optimalkan.
Kedua, saya bayangkan situasi yang paling saya takutkan, yaitu bisnis terhenti, brand yang tidak lagi menjual, dan tim yang mulai jenuh. Bayangan ini memacu saya lebih alert akan pergerakan-pergerakan klien. Bayangan ketakutan ini juga menjadi kekuatan untuk saya terus melahirkan inovasi-inovasi, membuat saya terus berpikir kreatif.
Ketiga, saya menciptakan kebahagiaan dalam diri saya, bisa saja lingkungan saya terkontaminasi oleh toxic yang membuat mental diri lemah, tetapi saya berusaha membuat diri saya senang, saya lakukan hobby saya, saya baca buku yang ingin saya baca, dengan demikian pikiran alam bawah sadar saya selalu dalam kondisi sehat dan siap menerima pesan intuisi.
Belajar dari kasus Apple dan Intel, saya memetik hikmah bahwa:
Sukses melahirkan rasa puas. Berpuas diri akan melahirkan kegagalan. Hanya mereka yang paranoid yang akan selamat.
Selamat mengasah Intuisi anda,
Remaja Tampubolon
Comments