Passion itu bukan sebuah “aksi”. Passion itu adalah bahan bakar, passion itu energy yang anda dapatkan saat anda mengerjakan sesuatu yang anda cintai, bahkan sesuatu yang anda rela lakukan gratis. Sesuatu yang membuat anda bersemangat.
Passion bukan sesuatu yang menghampiri anda. Passion adalah sesuatu yang anda harus berinisiatif cari dan dapatkan, agar passion bisa terus diperbaharui.
Jadi bagaimana cara mencari PASSION? Ada 3 tahap yang saya rasa cukup mewakili proses seseorang dalam menemukan passionnya.
1. Passion harus di-GALI.
Tanyakan kepada diri anda, apa yang membuat bersemangat? Kegiatan apa yang anda suka lakukan? Apakah menari? Bernyanyi? Menghitung? Menghibur?
Apa hal yang anda rela lakukan tanpa di bayar? Apa yang anda terus menerus lakukan untuk tetap merasa senang?
Misalnya, saya suka menonton pertunjukan. Teater, tarian, nyanyian, apapun tentang seni. Saya senang menonton acara musik di TV karena saya merasa terinspirasi setiap saya melihat orang bernyanyi. Saya juga senang berdiskusi dengan orang banyak karena dari situlah munculnya banyak ide baru dan terobosan baru.
Apa yang saya lakukan? Saya cari tahu lebih banyak tentang apa yang saya suka dan MENGAPA saya suka hal tersebut. Beberapa orang sudah cukup beruntung mengetahui apa yang mereka suka dari kecil, namun tidak sedikit yang sudah berumur dan belum mengetahui apa yang mereka suka. Ini bukan hal yang buruk. Tidak apa-apa, anda belum terlambat. Jangan limitasi diri anda dalam meng-explore diri. Misal kata-kata seperti “Ah hal seperti itu tidak akan cocok dengan saya” atau “ah saya gak mungkin bisa melakukan hal itu” itu bukanlah cara yang tepat dalam memulai penggalian potensi.
Setiap orang memiliki proporsi waktu yang berbeda-beda, ada yang memiliki waktu personal lebih banyak ada pula yang setiap hari sudah disibukkan dengan rutinitas pekerjaan. Tetapi bagaimanapun kondisinya kita selalu bisa gunakan waktu untuk eksplorasi diri.
Passion memberikan kita bahan bakar untuk terus merasa hidup dan punya tujuan. Karena merasa terpenuhi itulah, tidak jarang kita mengeluarkan uang untuk mendukung kegiatan tersebut. Misalnya bayar tiket untuk nonton konser, atau mungkin para guru yang passionnya mengajar akan invest ke buku dan video edukasi. Lantas, apakah jika kita sudah investasi haruskah karir kita di bidang tersebut juga? Bagaimana kalau karir saya berbeda dengan pekerjaan saya sekarang?
Pertanyaan ini membawa kita ke point kedua saya :
2. Passion butuh di-UJI.
Not everything that we like is something we’re good at.
Kasarnya, tidak semua hal yang kita suka kita punya talentanya. Saya suka melihat orang menari, tapi saya tau saya bukan penari yang baik. Apakah ini hal yang buruk? Tidak. Saya masih boleh menari, namun saya sadar bahwa saya mungkin tidak akan bisa secara professional menjadikan ini profesi saya. Ini bukan karena saya tebak, tapi karena saya sudah uji dan terbukti saya tidak punya bakat disitu.
Lantas apa yang saya lakukan? Alasan saya suka melihat orang perform adalah karena dari situ saya bisa melihat dedikasi orang dan cara mereka mengekspresikan diri. Saya suka mempelajari sifat dan berdiskusi tentang visi seseorang. Saya tetap involve dan mencari tau tentang kesukaan saya itu melalui orang lain.
Lalu fokus saya akan saya geser ke passion saya yang lain yaitu : "mengajar". Berbagi dan berdiskusi tentang hidup ada dalam proses belajar dan motivasi. Dan passion saya terhadap seni membantu dan mendorong passion saya dalam mengajar. Ini berarti, energi dari passion yang telah diuji bisa dialihkan dan digabungkan untuk memperdalam passion saya yang lebih kuat.
Butuh waktu untuk menguji apa keunggulan anda. Jangan malu untuk melihat kembali kegemaran anda waktu muda untuk membantu diri dalam menguji hal yang anda rasa adalah passion anda.
3. Passion harus di-LATIH
Jika kita sudah mengetahui apa yang kita suka, dan dimana yang kita unggul, saatnya berlatih. Tidak semua orang bisa memiliki passion yang hadir dalam bentuk sempurna. Kesenangan yang kita dapatkan bisa terus diperbaharui sampai akhirnya passion tersebut bisa mendorong kita untuk berkarya terus menerus. Disaat kita sudah tau apa dan mengapa kita mengerjakan sesuatu, kita jadi punya semangat untuk berkembang. Kita tidak akan merasa cukup, dan akan terus mencari cara untuk bertumbuh. Ini lah passion yang sesungguhnya.
Sembari melatih potensi diri jangan lupakan fakta bahwa anda tidak sedang dalam perlombaan melawan orang lain. Ada orang yang lebih cepat prosesnya ada yang butuh waktu lebih lama. Fokusnya bukan tentang “saya harus lebih hebat dari dia”, melainkan “saya harus bisa lebih berkembang dari saya yang dulu”. Dengan itu, anda bisa menemukan apa yang unggul dari diri anda. Temukan orang orang yang satu frekuensi dengan anda dan visi anda, orang-orang yang mau mendukung minat anda untuk membantu proses explorasi diri anda. Tentu saja journey anda dalam menemukan passion akan berbeda beda walaupun menjalani tips yang sama. Namun, yang perlu saya ingatkan adalah tidak pernah ada orang yang terlahir tanpa keunggulan. Tidak ada juga keunggulan yang rendah. Semua orang punya alasan mereka dilahirkan, alasan mereka penting untuk menjajaki bumi. Waktu dan semesta akan bekerja, tugas anda adalah berusaha.
Terakhir dari saya. Jangan biarkan rutinitas dan zona nyaman menjadi alasan anda untuk berkembang. Ayo cari tau potensi diri dan temukan passion mu!
Stay Healthy and Productive
Salam,
Remaja Tampubolon
Kommentare