Seorang ayah sedang bercerita pada anaknya. “Pertarungan sedang terjadi di dalam diriku” kata seorang ayah kepada putranya.
“Ini adalah pertarungan yang mengerikan antara dua serigala. Satu serigala jahat. Dia adalah kemarahan, iri hati, kesombongan, egoisme, rasa serakah, takut kehilangan, dendam dan kemalasan. Serigala lainnya baik. Dia adalah sukacita, kedamaian, cinta, harapan, ketenangan, kebaikan, kerendahan hati, empati, dan kasih sayang”.
“Pertarungan yang sama juga terjadi di dalam dirimu”
Sang putra memikirkannya sejenak dan kemudian bertanya, “Serigala mana yang akan menang?”
Ayahnya menjawab dengan sederhana, “Yang kamu beri makan”.
Kisah sederhana ini memberikan pelajaran penting, bahwa kita selalu memiliki kekuatan memilih (freedom to choose). Kita diberikan kemampuan memilih, namun sering sekali dengan sengaja kita menumpuk ketakutan kita, kita biarkan diri ini diombang ambing badai informasi yang belum pasti, dan membuat serigala jahat tumbuh lebih besar dalam diri kita. Serigala jahat itu membuat kita tidak berdaya, ia semakin mengendalikan kita. Karena kitalah yang memberi ia makan. Segala berita negatif mengenai resesi, ekonomi sulit, PHK masal yang kita baca, tanpa kita sadari menjadi asupan diri yang membuat serigala jahat itu tumbuh.
Ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih adalah tanda bagi serigala baik bahwa kita tidak lagi tertarik untuk memberinya makanan. Dan meskipun mungkin butuh beberapa waktu bagi serigala baik untuk melemah, pada akhirnya dia akan menyerah. Serigala baik itupun akan hilang.
Lalu ketika diri kita dikuasai oleh serigala jahat, kita dengan mudah beralibi bahwa kita adalah korban dari keadaan. Kita diterkam oleh kepanikan yang diciptakan media, rezim penguasa, dan ketidak adilan kehidupan. Padahal, kita yang memilih untuk ada diposisi ini.
Kondisi ekonomi yang tidak pasti, PHK yang terjadi, wabah penyakit yang silih berganti, cuaca yang ekstrim dan berita lainnya adalah benar adanya. Namun semua itu bukanlah akhir dari kehidupan. Dunia ini sudah mengalami banyak siklus krisis, dan manusia selalu mampu melewatinya. Jangan biarkan ketakutan akan semua hal itu membuat kita lemah, membuat kita tidak berdaya.
“Pengecut adalah seseorang yang membiarkan ketakutan mengalahkan rasa tanggung jawabnya. Tanggung jawab adalah esensi dari manusia”.
Kalimat Panglima Perang AS di Perang Dunia II yang begitu terkenal, diucapkan dengan gagah berani meskipun fisiknya tengah terluka parah. Ia abaikan rasa sakit, ia abaikan mata yang perih akibat asap mesiu, ia mendorong pasukannya berani menghadapi ketakutan.
Di dalam masing-masing diri kita, ada serigala-serigala ini; Serigala yang jahat,atau Serigala yang baik.
Mereka kita beri makan setiap hari dengan apa yang kita konsumsi dari seluruh panca indera kita.
Apa yang kita baca, apa yang kita dengar, apa yang kita follow, apa yang kita diskusikan.
Apa yang sering berinteraksi dengan diri kita..
Apa yang sering kita konsumsi..
Itulah yang menentukan serigala mana yang terkuat..
Jadi serigala mana yang selama ini anda sering beri makan?
Semoga bermanfaat, JJ
Silahkan mampir ke media sosial saya:
Instagram: @remaja.tampubolon
Tiktok: @remaja.tampubolon
Commenti