top of page

Self-love, Seni Menerima dan Memuliakan Diri Sendiri

  • Writer: Remaja Tampubolon
    Remaja Tampubolon
  • Sep 17
  • 2 min read
ree

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern saat ini, sering kali kita melupakan satu hal penting, yaitu self-love (mencintai diri sendiri).


Self-love sering disalahartikan sebagai memanjakan diri dengan belanja di mall, pergi berlibur, atau sekadar aktivitas merawat tubuh di rumah.


Padahal, makna yang lebih dalam dari self-love adalah keberanian untuk jujur kepada diri sendiri, menerima segala sisi baik kelebihan maupun kekurangan, dan menjadikannya bagian dari perjalanan hidup.


Menurut penelitian yang dilakukan psikolog Kristin Neff, bahwa orang yang memiliki rasa welas asih pada dirinya sendiri cenderung lebih sehat secara emosional, lebih tahan terhadap stres, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik.


Melihat hal itu, artinya self-love bukanlah konsep abstrak, melainkan fondasi nyata bagi kesejahteraan hidup.


Namun demikian, mencintai diri sendiri bukan berarti menutup mata dari kekurangan atau hanya fokus pada hal-hal yang menyenangkan.


Justru self-love menuntut keberanian untuk menghadapi kebenaran yang paling sulit. Misalnya, mengakui sisi rapuh yang selama ini kita sembunyikan atau menerima kelemahan yang membuat kita merasa tampil tidak cukup baik.


Proses inilah yang kerap dianggap kebanyakan orang menakutkan, padahal di sanalah letak pembebasan.


Sering kali, kita juga terlalu sibuk memikirkan apa kata orang lain. Padahal, sebagian besar orang juga disibukkan dengan masalahnya masing-masing.


Ketika kita berhenti mencari validasi eksternal, kita akan menemukan kebebasan untuk menjadi diri sendiri.


Bahkan kesendirian, yang sering dianggap sebagai hukuman, bisa berubah menjadi ruang refleksi untuk memahami apa yang sebenarnya kita butuhkan.


Lebih lanjut, menerapkan self-love dalam kehidupan sehari-hari tidaklah harus dengan langkah besar.


Hal ini bisa dilakukan secara sederhana, seperti menuliskan perasaan di jurnal, meluangkan waktu untuk mendengarkan isi hati sendiri, atau berani mengambil keputusan tanpa selalu mencari persetujuan orang lain.


Dari sana, kita bisa belajar bahwa self-love bukanlah soal menjadi sempurna, melainkan soal menerima diri dengan tulus.


Menerapkan self-love memang tidak mudah dan tidak instan bagi setiap orang. Namun, semakin kita mampu menghargai diri sendiri, semakin kita bisa menciptakan hubungan yang sehat dengan orang lain.


Karena pada akhirnya, kita hanya bisa memberi cinta yang berkualitas ketika kita sudah mampu menumbuhkannya dari dalam diri.

“Saat Anda mulai berbicara lembut pada dirimu, duniapun ikut melunak.”

Jika Anda ingin memperdalam pemahaman tentang relationship (hubungan), buku “Relationship Mastery” bisa menjadi panduan yang bermanfaat.


Buku ini bisa menjadi panduan untuk membangun komunikasi sehat, memperkuat self-love, dan menciptakan hubungan yang lebih bermakna.


Beli buku “Relationship Mastery” dengan mengklik di sini atau menghubungi Rafki: 0812-8593-6661.

Comments


  • Instagram
  • YouTube
  • Facebook

©2025 by Remaja Talenta Indonesia

bottom of page