Bukan lagi rahasia umum kalau dikuartal IV, kuartal terakhir, banyak perusahaan yang menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Hal ini lumrah, bahkan dianggap biasa, mengingat kuartal terakhir selalu menjadi pondasi dan acuan perusahaan membukukan laba tahunan.
Profit tahunan biasanya akan bertumpu pada kuartal 4, maka tidak mengherankan kesibukan perusahaan menjelang akhir tahun terasa begitu padat. Meeting koordinasi, meeting strategi dan tidak jarang pemimpin yang biasanya duduk manis di Kantor Pusat rela turun kedaerah untuk bisa meyakinkan tim mereka di cabang bisa bergerak masif.
Situasi yang sama berulang dari tahun ke tahun, kuartal 4 menjadi penentu, menjadi “Game Changer” bagi perusahaan, dirasa mampu memberikan kontribusi dan menutup gap 3 kuartal sebelumnya. Alhasil, semua perhatian ditujukan pada kuartal IV ini, banyak petinggi perusahaan meng-inisiasi agenda untuk bisa berjumpa dengan timnya di daerah, meminta timnya mengoptimalkan waktu 3 bulan terakhir ini.
Tetapi sayangnya ajakan untuk optimalisasi kuartal 4 ini sering menjadi acara ceremonial saja, kedatangan Top Management hanya menjadi simbolis saja, dan justru dianggap menambah kerepotan bagi orang-orang di cabang untuk melayani Top Management dan rombongannya.
Ketika berkunjung, berbagai slogan pun lahir, seperti: Gas Poll, Libas, Sikat, dll. Slogan yang mengajak tapi justru tidak menyentuh ensansi yang diharapkan. Akibatnya, banyak yang asal "libas", yang penting laku, ga peduli dengan cara apa. Bahkan banting harga, tidak lagi lihat kulaitas konsumen, tujuannya hanya satu: Habiskan stok produk sebanyak-banyaknya. Bahayanya jika spirit "Gas Poll" dipahami sedangkal ini, hanya menghabiskan barang.
Layaknya seorang pembalap yang hanya tau injak gas, tapi tidak mampu bermanuver, menghindari lobang dan jurang, maka semangat gas polnya malah menjadi petaka.
Inilah mengapa tidak cukup hanya meminta tim berlari kencang, tapi juga yakinkan anda telah menyiapkan pondasi yang kokoh. Meyakinkan tim dengan mindset baru, terlebih pasca pandemi, dimana ada kecenderungan gairah kerja berkurang. Ada ritme yag tidak sama dengan masa sebelum pandemi, mudah "baperan" dan merasa insecure.
Mempersiapkan organisasi tidak sekedar kunjungan Top Management dan rombongannya datang, bisa dilakukan dengan berbagai cara, virtual atau menyapa tim di cabang secara personal group per group. Mempersiapkan organisasi dimulai komunikasi dua arah, dengarkan dan fasilitasi apa yang menjadi concern cabang. Feedback mereka begitu penting bagi manajemen menyusun strategi.
"Keberhasilan sering menghampiri mereka yang siap, bukan mereka yang lengkap"
Sebelum bicara optimalisasi kuartal IV dan memanfaatkan waktu yang ada, sebaiknya cek kembali 4 pondasi yang saling terkait ini:
1. Operation. Yakinkan operasional siap, jika mau ada terobosan, yakinkan operasionalnya kuat, jangan justru chaos di dalam, yang membuat terobosan yang harusnya menjadi senjata untuk menggempur market malah menjadi senjata yang mematikan perusahaan.
2. Production. Apakah supply-chain nya siap? Ketersediaan bahan baku? Vendornya ready? Resellernya mampu, kapasitas produksinya, termasuk packaging nya? Jangan demi fokus ke volume justru terjebak dikualitas produk, dan ini menjadi fatal.
3. Human Capital. Tim tidak cukup diasupi dengan motivasi, tapi juga butuh hubungan yang kuat antar sesama tim. Motivasi yang kuat membuat mereka menemukan alasan yang kuat (Why), hubungan yang kuat membuat mereka percaya (belief) mereka ada di lingkungan yang tepat. Kecepatan dan kualitas kerja butuh kekompakan. Buat seluruh tim memahami bahwa ini adalah kerja bersama dan bekerjasama.
4. Marketing. Setelah 3 hal diatas siap, barulah masuk perbesar marketing dengan cara Iklan, promosi, perbanyak kunjungan, dll. Leads yang masuk agar segera di follow up, tidak menunda, impresi konsumen dijaga.
Jadi tidak cukup dengan napsu mengejar sisa waktu, harus ada strategi dan persiapan yang dilakukan. Tidak sekedar ceremonial kunjungan, saatnya tunjukan kepedulian. I
Bersiaplah untuk memasuki Kuartal IV, saatnya berfokus pada menyiapkan tim (TEAM UP).
Bangun rasa tanggung jawab disetiap lini perusahaan, berikan kesempatan pada semua orang untuk menyampaikan idenya. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan konsumen di lapangan, mereka memahami betul karakter konsumen, bisa jadi ide nyeleneh mereka bisa menjadi akselerator mencapai target. Semoga bermanfaat,
Salam, Remaja Tampubolon
IG; @remaja.tampubolon
Comments