top of page
Search
  • Writer's pictureRemaja Tampubolon

Harga Sebuah Proses



“Wah enak ya jadi Pak Jaja, manggung cuma 2 jam tapi bayarannya seperti gaji kantoran sebulan”

“Dia sih enak ya bisa buka usaha sukses, lah wong bapaknya kaya”

“Pantes aja dia dipromosikan, kan memang anak emasnya Bos”


Kita mungkin sering mendengar ucapan ini atau justru kita yang mengucapkan ketika kita melihat 'terang' seorang bintang. He..he..he..

Orang lain bisa dengan mudah menilai pencapaian seseorang tanpa memahami apa yang orang lain lakukan hingga sampai di titik itu. Seolah para bintang itu punya lift atau escalator yang dengan cepat memindahkan mereka dari entah berantah ke singgasana.


Ya itulah kehidupan, lebih-lebih ketika media sosial menjadi bagian dari masyarakat.

Masyarakat dengan mudahnya memberikan "Stampel" kepada kita hanya dari apa kita posting.


Semua Hasil ada Prosesnya.

Saya selalu penasaran dengan predikat China sebagai negara yang unggul dalam bidang olahraga.

Hampir disetiap perhelatan olahraga, China selalu ikut serta, dan tidak jarang mendominasi hampir seluruh cabang olahraga. Apa yang membuat mereka begitu hebat? Apa yang membuat China selalu memiliki talent yang berbakat dan dianggap sebagai negara "Pabrik Atlet"?


Dari banyak referensi yang saya baca, China memang mendesain sejak lama untuk bisa menjadi negara yang mendominasi dari bidang olahraga. China dengan sistem negara sosialis membuat negara mengambil alih keputusan lebih cepat. Mulai dari pengarahan hingga anggaran yang dibutuhkan. Tidak ada birokrasi yang berbelit-belit.


Proses pembibitan dilakukan sejak dini, ya sejak dini bukan lagi kecil. Anak-anak china diarahkan masuk ke sekolah olahraga, mereka akan dilatih dengan sangat keras. Jika di Indonesia anak-anak akan masuk sekolah formal, lalu akan ada extrakulikuler yang membuat olahraga hanyalah tambahan saja. Tetapi di China, sekolah olahraga itu khusus, Pendidikan utamanya adalah olahraga, jadi sangat spesifik.


Sekolah ini benar-benar membentuk diri atlet sejak dini, mereka bukan hanya di gembleng dari fisik, tetapi mental. Sebuah pemandangan yang pilu, melihat anak-anak usia 4 atau 5 tahun dididik dengan sangat keras. Tapi inilah proses yang harus dibayar. Ini adalah jalur yang memang harus ditempuh.



Shanghai Yangpu Youth Amateur Athletic School salah satu sekolah yang melahirkan banyak pebalet dan Altit Tari menekankan bahwa pelatihan dasar yang diberikan kepada anak didiknya adalah “Bersahabat dengan rasa sakit”.

Anak-anak diminta terbiasa dengan rasa sakit. Tidak manja. Menangis boleh tapi hanya 30 detik.

Jangan habiskan air matamu untuk menangisi proses. Simpan air matamu untuk nanti, ketika kau menjadi pemenang dan memegang medali emas.



Meskipun saya terenyuh dengan semua photo yang saya lihat dari artikel-artikel itu, tapi saya memahami bahwa itulah proses yang harus dibayar untuk menjadikan china sehebat sekarang. Anak-anak china itu memberikan pelajaran penting, makna sebuah proses. Mental mereka menjadi mental batu, fisik mereka menjadi kuat, dan jiwa mereka terbiasa dengan kompetitif.


Itulah proses, yang sering tidak tertangkap kamera. Yang tidak selalu terposting di media sosial. Yang sering tidak terceritakan. Yang sengaja kita simpan hanya untuk diri kita.


Lalu dengan entengnya kita anggap apa yang dilalui orang lain itu mudah.. kita stempel mereka dengan cap persepsi yang kita bangun.. “pasti ada orang dalem..” hadeehh..


Jangan buru-buru berstigma kepada orang lain, karena setiap orang memiliki pertarungan yang berbeda-beda. Dan ketika mereka ada diposisi mereka saat ini, maka ia telah berkorban banyak hal yang kita tidak tahu, dan ia pantas menjadi pemenang.


Setiap orang memilki jalur proses yang tidak sama, bisa jadi jalur anda lebih berat dari orang lain. Tapi bukankah itu yang membuat anda lebih kuat? Bukankah itu yang membuat anda semakin keras pada diri anda, dan bangkit segera? Sampai dengan di titik ini, ada ribuan proses yang saya lewati, ada ratusan kalah pitching yang saya rasakan, ada ratusan penolakan yang saya alami. Tapi saya tidak berhenti, karena saya tahu, itulah proses yang Tuhan ciptakan untuk saya. Gembleng diri anda, gembleng mental anda untuk selalu terbiasa menikmati proses. Tersenyumlah saat gagal, Tertawalah saat jatuh,

Nikmati proses anda, Nikmati setiap tetes keringat, Karena itu adalah bayaran yang anda harus bayar untuk bisa menjadi Pemenang



Remaja Tampubolon

166 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page